INGGRIS RAYA
Inggris adalah sebuah negara yang
merupakan bagian dari Britania Raya. Negara ini berbatasan dengan
Skotlandia di sebelah utara dan Wales di sebelah barat, Laut Irlandia di
barat laut, Laut Keltik di barat daya, serta Laut Utara di sebelah
timur dan Selat Inggris, yang memisahkannya dari benua Eropa, di sebelah
selatan. Sebagian besar wilayah Inggris terdiri dari bagian tengah dan
selatan Pulau Britania Raya di Atlantik Utara. Inggris juga mencakup
lebih dari 100 pulau-pulau kecil seperti Isles of Scilly dan Isle of
Wight.
Wilayah yang saat ini bernama Inggris pertama kali dihuni
oleh manusia modern selama periode Paleolitikum, namun nama England ini
berasal dari kata Angles, yang merupakan salah satu suku Jermanik yang
menetap disana pada abad ke-5 dan ke-6. Inggris menjadi negara yang
bersatu pada tahun 927 M, dan sejak Zaman Penjelajahan yang dimulai pada
abad ke-15, Inggris telah memberikan pengaruh budaya dan hukum yang
signifikan ke berbagai belahan dunia. Bahasa Inggris dan hukum Inggris
yang menjadi dasar sistem hukum umum bagi negara lain di seluruh
dunia-berasal dan dikembangkan di Inggris, dan sistem parlementer negara
ini juga telah banyak diadopsi oleh negara-negara lain. Revolusi
Industri yang dimulai pada abad ke-18 menjadikan Inggris sebagai negara
industri pertama di dunia. Royal Society Inggris juga berperan penting
dalam meletakkan dasar-dasar sains eksperimental modern terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Topografi Inggris sebagian besar
terdiri dari perbukitan dan dataran rendah, terutama di Inggris bagian
tengah dan selatan. Dataran tinggi terdapat di bagian utara (misalnya,
pegunungan Danau District, Pennines, serta Yorkshire Dales) dan di barat
daya (misalnya Dartmoor dan Cotswolds). Ibu kota Inggris dahulunya
adalah Winchester, kemudian digantikan oleh London pada tahun 1066. Saat
ini London merupakan daerah metropolitan terbesar di Britania Raya dan
zona perkotaan terbesar di Uni Eropa berdasarkan luas wilayah. Penduduk
Inggris berjumlah sekitar 53 juta jiwa, atau sekitar 84% dari total
populasi Britania Raya, sebagian besarnya terkonsentrasi di London,
Inggris Tenggara, dan kawasan-kawasan konurbasi di Midlands, Barat
Laut, Timur Laut dan Yorkshire, masing-masing wilayah ini dikembangkan
sebagai daerah industri utama selama abad ke-19. Sedangkan kawasan
padang rumput terdapat di luar wilayah kota-kota besar.
Kerajaan
Inggris (setelah tahun 1284 juga termasuk Wales) adalah sebuah negara
berdaulat sampai tanggal 1 Mei 1707. Kemudian Undang-Undang Kesatuan
yang menyatakan bahwa Kerajaan Inggris dan Kerajaan Skotlandia disatukan
secara politik untuk membentuk Kerajaan Britania Raya disahkan pada
tahun 1707. Pada tahun 1801, Britania Raya bersatu dengan Kerajaan
Irlandia dengan disahkannya Undang-Undang Kesatuan 1800 dan kemudian
namanya berganti menjadi Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia.
Pada tahun 1922, Negara Bebas Irlandia berdiri sebagai suatu domini yang
terpisah, namun enam county di Irlandia Utara tetap memilih untuk
menjadi bagian dari Britania Raya, yang kemudian membentuk Kerajaan
Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara, yaitu konteks Britania Raya
yang dikenal hingga sekarang ini.
-Etimologi-
Nama
"Inggris" (England) berasal dari kata Englaland dalam bahasa Inggris
kuno, yang berarti "tanah Angles". Angles ini adalah salah satu dari
suku-suku Jermanik yang menetap di Britania Raya selama Abad Pertengahan
Awal. Suku Angles ini berasal dari semenanjung Angeln di Teluk Kiel,
wilayah Laut Baltik. Menurut Oxford English Dictionary, penggunaan
pertama yang diketahui dari kata "England" untuk merujuk pada bagian
selatan dari Pulau Britania Raya terjadi pada tahun 897, dan ejaan
modern untuk kata ini pertama kali digunakan pada tahun 1538.
Penyebutan awal untuk kata England secara tertulis terdapat dalam karya
Tacitus yang berjudul Germania pada abad ke-1, yang menggunakan kata
Anglii. Etimologi dari nama itu sendiri masih diperdebatkan oleh para
sejarawan, dikatakan bahwa nama England ini sebenarnya berasal dari kata
Angeln. Sedangkan istilah yang digunakan untuk menyebut nama Saxons,
yang digunakan untuk menyebut keseluruhan negara dan penduduknya tidak
diketahui asalnya, namun diperkirakan bahwa kata ini digunakan karena
kebiasaan memanggil orang-orang Jermanik yang menetap di Pulau Britania
Raya dengan sebutan Angli Saxones atau English Saxons. Perlu dicatat
juga bahwa dalam bahasa Gaelik Skotlandia (bahasa lain yang berkembang
di Pulau Britania), sebutan untuk Saxon ini adalah "Sasunn",
diperkirakan bahwa kata ini diberikan oleh suku Saxon.
Nama
alternatif untuk Inggris adalah Albion. Kata ini awalnya digunakan untuk
merujuk ke seluruh Pulau Britania Raya. Catatan paling awal dari nama
ini muncul dalam karya Aristoteles, Corpus Aristotelicum pada abad ke-4
SM. Disebutkan bahwa: "Di luar pilar-pilar Herkules terdapat lautan yang
mengalir di sepanjang bumi dan di dalamnya ada dua pulau sangat besar
yang disebut Britannia; yang terdiri dari Albion dan Ierne". Kata Albion
(Ἀλβίων) atau Pulau Albionum kemungkinan memiliki dua asal-usul; dari
kata Latin albus, yang berarti putih, untuk merujuk ke tebing putih
Dover, yang merupakan satu-satunya bagian dari Pulau Britania yang
terlihat dari daratan Eropa, atau bisa juga kata ini berasal dari frasa
di dalam manuskrip Massaliote Periplus, yaitu "Pulau Albiones". Kata
Albion saat ini digunakan untuk menyebut Inggris dalam kapasitas yang
lebih puitis. Nama roman lain untuk Inggris adalah Loegria, yang terkait
dengan sebutan dalam bahasa Wales untuk Inggris (Lloegr), dan
penggunaannya ini dipopulerkan dalam legenda Raja Arthur.
-Sejarah-
1. Zaman Prasejarah
Kebudayaan Beaker memasuki Britania
kira-kira tahun 2500 SM. Kebudayaan ini memperkenalkan perkakas makanan
dan minuman yang terbuat dari tanah liat dan tembaga. Periode ini juga
merupakan periode dibangunnya monumen Neolitikum seperti Stonehenge dan
Avebury. Dengan teknik pemanasan timah dan tembaga yang ketersediaannya
melimpah di wilayah itu, orang-orang Beaker ini mulai membuat perunggu,
dan kemudian memproduksi besi dari bijih besi. Berkembangnya teknik
peleburan besi menyebabkan pembuatan mesin bajak, dan pada akhirnya
menghasilkan pertanian yang lebih maju serta produksi senjata yang lebih
efektif.
Bukti awal yang berkenaan dengan keberadaan manusia di wilayah yang
saat ini dikenal sebagai Inggris diperkirakan dihuni oleh Homo
antecessor sekitar 780.000 tahun yang lalu. Kerangka proto-manusia
tertua ditemukan di Inggris dan diduga berasal dari 500.000 tahun yang
lalu. Manusia modern diketahui telah menghuni wilayah Inggris pada
periode Paleolitikum Atas, meskipun pemukiman permanen baru terbentuk
dalam 6000 tahun terakhir. Setelah akhir periode zaman es, hanya mamalia
besar seperti mammoth, bison dan badak purba yang menghuni wilayah ini.
Kira-kira 11.000 tahun yang lalu, ketika lapisan es mulai surut,
manusia kembali menghuni Inggris. Penelitian genetik menunjukkan bahwa
mereka datang dari bagian utara Semenanjung Iberia. Saat permukaan laut
lebih rendah dari sekarang ini, Pulau Britania bersatu dengan Pulau
Irlandia dan Eurasia. Namun saat permukaan laut naik, Britania terpisah
dari Irlandia 10.000 tahun yang lalu, dan selanjutnya juga terpisah dari
Eurasia dua milenium kemudian.
Menurut John T. Koch dan sejarawan lainnya, Inggris
pada periode Zaman Perunggu Akhir adalah bagian dari kebudayaan jaringan
perdagangan maritim yang disebut sebagai Zaman Perunggu Atlantik yang
mencakup seluruh Kepulauan Britania dan sebagian besar wilayah-wilayah
yang saat ini dikenal dengan nama Perancis dan Iberia. Bahasa Keltik
juga berkembang di wilayah-wilayah tersebut.
Selama periode Zaman Besi, budaya Keltik, yang berasal dari budaya Hallstatt dan budaya La Tène, tiba dari Eropa Tengah. Britonik adalah bahasa lisan yang digunakan pada masa itu. Masyarakat menetap secara kesukuan. Menurut Ptolemy dalam manuskrip Geographia, terdapat kurang lebih 20 suku berbeda yang menetap di wilayah tersebut. Namun, suku-suku yang terbentuk sebelum itu tidak diketahui karena orang-orang Britonik ini buta huruf. Seperti wilayah lainnya yang berada di batas Kekaisaran, Britania telah lama menjalin hubungan perdagangan dengan bangsa Romawi. Julius Caesar dari Republik Romawi berusaha untuk menyerang Pulau Britania dua kali pada tahun 55 SM, namun sebagian besar tidak berhasil. Pada akhirnya Caesar berhasil mendirikan kerajaan klien di Trinovantes.
Selama periode Zaman Besi, budaya Keltik, yang berasal dari budaya Hallstatt dan budaya La Tène, tiba dari Eropa Tengah. Britonik adalah bahasa lisan yang digunakan pada masa itu. Masyarakat menetap secara kesukuan. Menurut Ptolemy dalam manuskrip Geographia, terdapat kurang lebih 20 suku berbeda yang menetap di wilayah tersebut. Namun, suku-suku yang terbentuk sebelum itu tidak diketahui karena orang-orang Britonik ini buta huruf. Seperti wilayah lainnya yang berada di batas Kekaisaran, Britania telah lama menjalin hubungan perdagangan dengan bangsa Romawi. Julius Caesar dari Republik Romawi berusaha untuk menyerang Pulau Britania dua kali pada tahun 55 SM, namun sebagian besar tidak berhasil. Pada akhirnya Caesar berhasil mendirikan kerajaan klien di Trinovantes.
Romawi menginvasi Britania pada tahun 43 M pada masa pemerintahan
Kaisar Claudius, dan wilayah itu selanjutnya dimasukkan ke dalam
Kekaisaran Romawi dengan nama Provinsi Britania.] Suku-suku lokal yang
berusaha melawan diantaranya adalah suku Catuvellauni yang dipimpin oleh
Caratacus. Kemudian, pemberontakan yang dipimpin oleh Boudica, Ratu
Iceni, yang berakhir dengan aksi bunuh diri Boudica menyusul
kekalahannya dalam Pertempuran Watling Street. Selama periode ini,
terjadi dominasi dari kebudayaan Yunani-Romawi dengan diperkenalkannya
hukum Romawi, arsitektur Romawi, sistem pembuangan, alat-alat pertanian,
dan sutra. Pada abad ke-3, Kaisar Septimius Severus meninggal dunia di
Eboracum, dan Konstantinus kemudian memproklamasikan kekaisarannya atas
wilayah Britania.
Ada perdebatan mengenai kapan agama Kristen pertama kali diperkenalkan, diperkirakan waktunya selambat-lambatnya pada abad ke-4, namun ada juga pendapat yang menyatakan bahwa agama Kristen telah masuk ke Britania lebih awal. Menurut Beda, misionaris dikirim dari Roma oleh Paus Eleutherius atas permintaan raja Lucius dari Britania pada tahun 180. Pada tahun 410, kekuasaan Romawi di Britania mulai menurun, tentara Romawi yang ada di Britania ditarik kembali untuk mempertahankan perbatasan di benua Eropa dan ikut serta dalam perang sipil.
Ada perdebatan mengenai kapan agama Kristen pertama kali diperkenalkan, diperkirakan waktunya selambat-lambatnya pada abad ke-4, namun ada juga pendapat yang menyatakan bahwa agama Kristen telah masuk ke Britania lebih awal. Menurut Beda, misionaris dikirim dari Roma oleh Paus Eleutherius atas permintaan raja Lucius dari Britania pada tahun 180. Pada tahun 410, kekuasaan Romawi di Britania mulai menurun, tentara Romawi yang ada di Britania ditarik kembali untuk mempertahankan perbatasan di benua Eropa dan ikut serta dalam perang sipil.
2. Zaman Pertengahan
Penarikan tentara Romawi
membuat Inggris terbuka atas serangan dari suku-suku pagan dan tentara
pelaut yang berasal dari barat daya Eropa, terutama suku Angles, Saxon,
dan Jute, yang sudah lama menduduki pesisir timur Britania dan
selanjutnya mulai membangun pemukiman. Pengaruh mereka tetap bertahan
selama berdekade-dekade lamanya hingga suku Briton berhasil memenangkan
Pertempuran Gunung Badon. Setelah itu, Britania kembali jatuh ke tangan
Briton pada akhir abad ke-6. Agama Kristen turut menghilang seiring
jatuhnya Romawi, namun diperkenalkan kembali oleh para misionaris dari
Romawi yang dipimpin oleh Agustinus sejak tahun 597 dan seterusnya,
serta oleh misionaris Irlandia bernama Aidan pada periode yang sama.
Selama periode ini, Britania diperintah oleh para pendatang yang
kemudian juga terpecah menjadi beberapa suku, namun pada abad ke-7,
suku-suku ini bergabung menjadi beberapa kerajaan seperti Northumbria,
Mercia, Wessex, Anglia Timur, Essex, Kent dan Sussex. Dalam beberapa
abad kemudian, proses konsolidasi politik terus berlanjut. Pada abad
ke-7, terjadi perebutan hegemoni antara Northumbria dan Mercia,
perselisihan ini diakhiri dengan kemenangan Mercia pada abad ke-8. Pada
abad ke-9, kejayaan Mercia digantikan oleh kebangkitan Wessex. Pada abad
itu juga terjadi peningkatan serangan-serangan yang dilancarkan oleh
Denmark, yang kemudian berhasil menaklukkan Inggris bagian utara dan
timur serta menggulingkan pemerintahan Northumbria, Mercia dan Anglia
Timur. Wessex, di bawah pemerintahan Alfred yang Agung, tersisa sebagai
satu-satunya kerajaan Inggris yang masih berdiri. Setelah Alfred wafat,
Wessex terus berkembang dan diperluas lagi dengan menaklukkan kerajaan
Danelaw. Perkembangan Wessex ini membuat kesempatan untuk menyatukan
Inggris secara politik semakin besar. Penyatuan ini pada akhirnya
berhasil dilakukan oleh Athelstan pada tahun 953 setelah berdamai dengan
Eadred. Gelombang serangan baru dari bangsa Skandinavia pada akhir abad
ke-10 berakhir dengan ditaklukannya kerajaan bersatu ini oleh Sweyn
Forkbeard pada tahun 1013 dan kemudian oleh putranya, Knut, pada tahun
1016. Penaklukan ini membuat Inggris memasuki periode singkat sebagai
bagian dari imperium Laut Utara yang juga terdiri dari Denmark dan
Norwegia. Namun, pada tahun 1042, Edward sang Pengaku berhasil merebut
kembali tanah Inggris.
Setelah pemerintahan Edward, pasukan Normandia, di bawah pimpinan William sang Penakluk, berhasil menaklukkan Inggris pada tahun 1066. Bangsa Normandia ini sendiri berasal dari Skandinavia dan telah menetap di Norman (Perancis Utara) pada akhir abad ke-9 dan awal abad ke-10. Penaklukan ini menyebabkan jatuhnya periode budaya berbahasa Inggris dan digantikan oleh aristokrasi baru yang berbahasa Perancis. Perubahan ini pada akhirnya memiliki efek yang mendalam dan permanen terhadap perkembangan bahasa Inggris kedepannya.
Setelah pemerintahan Edward, pasukan Normandia, di bawah pimpinan William sang Penakluk, berhasil menaklukkan Inggris pada tahun 1066. Bangsa Normandia ini sendiri berasal dari Skandinavia dan telah menetap di Norman (Perancis Utara) pada akhir abad ke-9 dan awal abad ke-10. Penaklukan ini menyebabkan jatuhnya periode budaya berbahasa Inggris dan digantikan oleh aristokrasi baru yang berbahasa Perancis. Perubahan ini pada akhirnya memiliki efek yang mendalam dan permanen terhadap perkembangan bahasa Inggris kedepannya.
Wangsa Plantagenet dari Anjou mewarisi tahta Inggris, dengan Henry II
yang menjabat sebagai Raja Inggris. Pada periode ini, Inggris berhasil
memperluas kerajaannya hingga ke Perancis dan juga mewarisi tahta dari
Kerajaan Perancis, termasuk Aquitaine. Inggris memerintah Perancis
selama tiga abad lamanya, di bawah pemerintahan raja-raja seperti:
Richard I, Edward I, Edward III dan Henry V. Pada periode ini juga
terjadi perubahan besar dalam bidang perdagangan dan undang-undang,
termasuk pengesahan Magna Carta, yang merupakan piagam hukum Inggris
yang digunakan untuk membatasi kekuasaan raja berdasarkan hukum dan juga
melindungi hak-hak penduduk merdeka. Monastisisme Katolik juga
berkembang pada periode ini, yang menghasilkan filsuf-filsuf serta
dibangunnya universitas-universitas seperti Universitas Oxford dan
Cambridge oleh patronase kerajaan. Kerajaan Wales diambil alih oleh
Plantagenet pada abad ke-13, sedangkan Ketuanan Irlandia dihadiahkan
kepada monarki Inggris oleh Paus.
Selama abad ke-14, Plantagenet
dan Wangsa Valois dari Perancis sama-sama mengklaim sebagai pewaris sah
atas Wangsa Kapet, yang menyebabkan kedua negara tersebut terlibat
konflik yang berkelanjutan dalam Perang Seratus Tahun. Musibah Kematian
Hitam yang melanda Inggris pada tahun 1348 menewaskan kurang lebih
setengah dari total populasi Inggris pada saat itu. Dari tahun
1453-1487, perang saudara antar dua wangsa keluarga kerajaan terjadi
(Wangsa York dan Wangsa Lancaster). Perang ini dikenal dengan sebutan
Perang Mawar, yang berakhir dengan kekalahan York dan harus merelakan
tahta jatuh ke tangan Wangsa Tudor dari Wales, yaitu penerus Lancaster.
Tudor, yang dipimpin oleh Henry Tudor, menginvasi Inggris bersama
tentara-tentara Breton dan Wales. Tentara ini berhasil memperoleh
kemenangan dalam Pertempuran Bosworth dengan tewasnya raja York
terakhir; Richard III.
3. Zaman Modern Awal
Selama
periode Tudor, Renaisans mencapai Inggris melalui budaya Italia, yang
memperkenalkan kembali seni serta debat pendidikan dan ilmiah dari zaman
klasik. Selama periode ini, Inggris mulai mengembangkan keterampilan
angkatan laut, dan penjelajahan lautan untuk membangun koloni.
Henry VIII memisahkan diri dari persekutuan dengan Gereja Katolik, ia
kemudian mengesahkan Undang-Undang Supremasi pada tahun 1534 yang
menyatakan bahwa raja adalah kepala dari Gereja Inggris. Berbeda dengan
sebagian besar Protestanisme Eropa lainnya, akar dari pemisahan Inggris
dari Gereja Katolik ini lebih ke arah politis ketimbang alasan teologis.
Henry juga secara hukum menggabungkan negeri leluhurnya, Wales, menjadi bagian dari Kerajaan Inggris dengan mengesahkan Undang-Undang Wales 1535-1542. Ada beberapa konflik agama internal yang terjadi selama masa pemerintahan putri Henry, Mary I dan Elizabeth I. Mary menghantarkan Inggris kembali ke pelukan Katolik, sedangkan Elizabeth memisahkannya sekali lagi, lalu menegaskan supremasi Gereja Inggris lebih kuat lagi dengan membentuk Anglikan.
Henry juga secara hukum menggabungkan negeri leluhurnya, Wales, menjadi bagian dari Kerajaan Inggris dengan mengesahkan Undang-Undang Wales 1535-1542. Ada beberapa konflik agama internal yang terjadi selama masa pemerintahan putri Henry, Mary I dan Elizabeth I. Mary menghantarkan Inggris kembali ke pelukan Katolik, sedangkan Elizabeth memisahkannya sekali lagi, lalu menegaskan supremasi Gereja Inggris lebih kuat lagi dengan membentuk Anglikan.
Armada Inggris di bawah pimpinan
Francis Drake berhasil mengalahkan armada Spanyol pada periode
Elizabethan. Setelah persaingan panjang dengan Spanyol, koloni pertama
Inggris di Amerika akhirnya berhasil didirikan pada 1585 oleh penjelajah
Walter Raleigh di Virginia dan menamakannya Roanoke. Pemanfaatan koloni
Roanoke ini gagal dan dikenal sebagai "koloni yang hilang", koloni ini
kemudian ditinggalkan karena kurangnya persediaan makanan. Bersama East
India Company, Inggris juga bersaing dengan Belanda dan Perancis di
Timur. Struktur politik Inggris berubah pada tahun 1603 saat Wangsa
Stuart, dengan rajanya James VI dari Skotlandia, kerajaan yang menjadi
musuh lama Kerajaan Inggris, mewarisi tahta Inggris. James kemudian
menciptakan persatuan personal antara Kerajaan Inggris dan Kerajaan
Skotlandia. James menobatkan dirinya sebagai Raja Britania Raya,
meskipun hal tersebut tidak diakui oleh hukum Inggris. Di bawah
pemerintahannya, Alkitab Versi Raja James diterbitkan pada tahun 1611.
Alkitab ini tidak hanya mengalahkan karya-karya Shakespeare sebagai
karya sastra terbesar dalam bahasa Inggris, namun juga menjadi versi
standar dari Alkitab yang paling banyak dibaca oleh umat Kristiani
selama empat ratus tahun.
Akibat posisi politik, agama dan sosial
yang saling bertentangan, Perang Saudara Inggris terjadi antara para
pendukung Parlemen dan pendukung Raja Charles I, yang masing-masingnya
dikenal dengan sebutan Roundhead dan Cavalier. Perang ini adalah bagian
dari rangkaian perang berkelanjutan yang dikenal sebagai Perang Tiga
Kerajaan, yang juga melibatkan Skotlandia dan Irlandia. Pada akhirnya,
parlemen berhasil menang, Charles I kemudian dieksekusi dan pemerintahan
kerajaan diganti menjadi Persemakmuran Inggris. Pemimpin pasukan
Parlemen, Oliver Cromwell, menobatkan dirinya sebagai Lord Protector
pada tahun 1653. Setelah kematian Cromwell, putranya, Richard
mengundurkan diri dan tidak bersedia menjabat sebagai Lord Protector.
Kemudian, Charles II dipanggil kembali untuk menempati jabatan sebagai
Raja Inggris pada tahun 1660. Pada masa Charles II, melalui Restorasi
Inggris, konstitusi kerajaan dirombak. Konstitusi baru ini menyatakan
bahwa Raja dan Parlemen harus memerintah Inggris bersama-sama, meskipun
pada kenyataannya parlemen akan memiliki kekuasaan yang lebih nyata.
Kebijakan ini disahkan dalam Undang-Undang Deklarasi Hak 1689.
Undang-undang ini juga menyatakan bahwa undang-undang hanya bisa dibuat
oleh Parlemen dan tidak bisa ditangguhkan oleh Raja, dan Raja tidak
diperkenankan memungut pajak atau menambah tentara tanpa persetujuan
dari parlemen. Dengan didirikannya Royal Society pada tahun 1660, ilmu
pengetahuan di Inggris juga mengalami perkembangan yang pesat.
Kebakaran Besar London yang terjadi pada tahun 1666 menghanguskan
sebagian besar kota London, namun dibangun kembali tidak lama
sesudahnya. Dalam Parlemen, dua faksi muncul sebagai kekuatan utama,
yaitu Tory dan Whig. Tory merupakan pendukung kerajaan (royalis),
sedangkan Whig beraliran liberal klasik. Faksi Tory pada awalnya
mendukung James II. Namun, bersama Whig, kedua faksi ini kemudian
berbalik menggulingkan tahta James dalam Revolusi Agung pada tahun 1688.
Setelah jatuhnya tahta James, pangeran Belanda, William III, diundang
untuk meneruskan tahta sebagai Raja Inggris. Di Skotlandia, muncul
gerakan-gerakan yang menamakan dirinya sebagai Jacobites. Gerakan ini
menolak kepemimpinan William dan menginginkan tahta tetap dipegang oleh
keturunan dari James II. Setelah diadakan perundingan, Parlemen Inggris
dan Parlemen Skotlandia sepakat untuk menggabungkan masing-masing
kerajaan dalam sebuah kesatuan politik bernama Kerajaan Britania Raya
pada tahun 1707. Untuk menegaskan "persatuan politik" tersebut,
lembaga-lembaga seperti hukum dan gereja nasional di masing-masing
kerajaan tetap terpisah.
4. Zaman Kontemporer
Pada masa Revolusi Industri, banyak penduduk
pedesaan di Inggris yang pindah ke wilayah perkotaan untuk bekerja di
pabrik-pabrik seperti London, Manchester, dan Birmingham. Kota-kota ini
selanjutnya dijuluki sebagai "Kota Gudang" dan "Bengkel Dunia". Inggris
berhasil mempertahankan kestabilan pemerintahannya saat Revolusi
Perancis meletus. William Pitt menjadi Perdana Menteri Britania Raya
pada usia 24 tahun saat pemerintahan George III. Saat terjadinya Perang
Napoleon, Napoleon Bonaparte berencana untuk menyerang Inggris dari
tenggara. Namun rencana ini gagal. Tentara Britania di bawah pimpinan
Horatio Nelson berhasil mengalahkan Tentara Napoleon di laut. Sedangkan
di darat tentara Napoleon juga berhasil dikalahkan di bawah pimpinan
Arthur Wellesley. Perang Napoleon ini menumbuhkan konsep "Britishness"
dan identitas nasional "British", bersama dengan orang-orang Skotlandia
dan Wales.
bawah
Kerajaan Britania Raya yang baru terbentuk, peranan dari Royal Society
yang dikombinasikan dengan sedang berlangsungnya era Pencerahan di
Inggris dan Skotlandia menghasilkan inovasi yang berkembang pesat dalam
bidang sains dan teknologi. Perkembangan ini selanjutnya membuka jalan
bagi terbentuknya Imperium Britania. Sedangkan di dalam negeri, hal
tersebut memicu munculnya Revolusi Industri, yaitu suatu periode
terjadinya perubahan besar dalam bidang sosial ekonomi dan kebudayaan di
Inggris, menghasilkan sistem pertanian, manufaktur, teknik, dan
pertambangan yang terindustrialisasi serta mempelopori pembangunan
jalan-jalan baru dan jaringan kereta api untuk memfasilitasi revolusi
ini. Dibukanya Kanal Bridgewater di Inggris Utara pada tahun 1761
menghantarkan Inggris ke era kanal Britania. Pada tahun 1825, lokomotif
uap kereta penumpang permanen pertama, Stockton and Darlington Railway,
di buka untuk umum.
London menjadi kawasan metropolitan terbesar dan
terpadat di dunia pada era Victoria, serta juga menjadi kota perdagangan
paling prestisius dalam Imperium Britania. Pergolakan politik di dalam
negeri memunculkan gerakan-gerakan seperti Chartisme dan Suffragette
menyebabkan dilakukannya reformasi legislatif dan pemberlakuan hak pilih
universal. Pergesekan kekuasaan di Eropa tengah dan timur mengakibatkan
meletusnya Perang Dunia I. Ratusan ribu tentara Inggris tewas karena
berjuang untuk Britania Raya sebagai bagian dari Blok Sekutu. Dua dekade
kemudian, dalam Perang Dunia II, Inggris sekali lagi menjadi bagian
dari Blok Sekutu. Pada akhir Perang Phoney, Winston Churchill menjadi
Perdana Menteri. Berkembangnya teknologi perang menyebabkan banyak kota
yang hancur akibat serangan udara dalam peristiwa The Blitz. Setelah
perang usai, Imperium Britania menerapkan kebijakan dekolonisasi
terhadap negara-negara jajahannya. Perang juga menyebabkan pesatnya
perkembangan teknologi; automobil menjadi sarana utama transportasi dan
mesin jet yang dikembangkan oleh Frank Whittle menyebabkan inovasi
perjalanan udara menjadi lebih luas. Perusahaan-perusahaan nasional di
Inggris di nasionalisasi, dan National Health Service (NHS) didirikan
pada tahun 1948. NHS Inggris menyediakan layanan kesehatan yang didanai
oleh pemerintah bagi semua warga Inggris secara gratis sesuai kebutuhan,
namun tetap dibayar melalui pajak umum. Dalam bidang pemerintahan,
reformasi pemerintahan daerah dilakukan pada pertengahan abad ke-20.
Sejak abad ke-20, terjadi perpindahan penduduk secara besar-besaran ke
Inggris, sebagian besar berasal dari bagian lain Kepulauan Britania,
tetapi juga ada yang berasal dari negara-negara Persemakmuran, terutama
dari Asia Selatan. Sejak tahun 1970 juga terjadi perubahan besar dalam
sektor manufaktur dan pertumbuhan sektor industri jasa. Sebagai bagian
dari Britania Raya, Inggris bergabung dengan organisasi Masyarakat
Ekonomi Eropa, yang selanjutnya menjadi Uni Eropa. Pada akhir abad
ke-20, pemerintahan daerah di Britania Raya mengalami perubahan dengan
diberikannya devolusi pada Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Namun,
Inggris tetap menjadi bagian dari yurisdiksi Britania Raya. Devolusi
atau pelimpahan kekuasaan ini mendorong terbentuknya identitas "English"
dan rasa patriotisme yang lebih kuat. Akibatnya, tidak ada devolusi
yang diberikan kepada Inggris, upaya untuk menciptakan sebuah sistem
serupa dalam hal pemerintahan daerah juga ditolak dalam referendum.
No comments:
Post a Comment