Generation 1977 – 1980 : Kijang Buaya
Toyota Kijang pertama kali diperkenalkan pada tanggal 9 Juni 1977
yang hadir dalam bentuk pick up. Setahun kemudian, masyarakat mulai
melihat kegunaan lain dari Kijang yaitu untuk mengantar keluarga.
Fenomena ini ditangkap oleh sejumlah karoseri dengan membuat bodi
minibus untuk Kijang. Masyarakat menerima dengan baik karena Kijang
memiliki kabin yang lapang dan hadirnya bonnet (mesin di depan) sehingga
lebih memberikan rasa aman. Dari sini lah legenda Kijang sebagai mobil
keluarga di mulai.
Ciri khas generasi pertama yang mungkin sampai sekarang masih diingat
adalah pintu yang tidak disertai dengan jendela melainkan dari terpal
atau plastik. Selain itu, hadirnya bonnet atau hidung juga menjadi daya
tarik tersendiri karena kala itu kendaraan KBNS lainnya tidak memiliki
bonnet. Dengan hadirnya bonnet, membuat pengemudi merasa lebih aman.
Selain ciri khas tersebut, Kijang Generasi Pertama memiliki nama
panggilan yang cukup unik yaitu Kijang Buaya. Konon julukan ini timbul
lantaran struktur kap mesin yang overlap hingga ke sisi bodi sehingga
ketika dibuka mirip dengan buaya yang sedang menganga. Generasi ini
menggunakan mesin Corolla, 3K 1.200 cc yang memang terkenal ‘bandel’.
Generation 1981 – 1985: Kijang Doyok
Pada September 1981, Kijang Generasi kedua hadir dengan bodi yang
lebih halus, letak engsel pintu yang tersembunyi, kap mesin yang hanya
membuka di bagian atas moncong, serta grille dan permukaan pintu sejajar
bodi. Mesin pun mengalami ubahan. Dengan perubahan ini, masyarakat
semakin menyadari utilitas dan peran Kijang sebagai mobil keluarga.
Mesin yang digunakan pun berubah menjadi 5K 1.500 cc untuk memberikan
performa yang lebih baik.
Pada tahun 1984, inovasi kembali dilakukan dimana Kijang ‘Doyok’ mengalami perubahan pada grille dan bumper.
Dibanding dengan pendahulunya, Kijang Doyok telah dilengkapi dengan
detail yang membuat Kijang terlihat lebih ‘mobil-wi’ – Kijang Doyok
sudah dilengkapi dengan jendela kaca dan bukaan pintunya lebih nyaman.
Sama halnya dengan Kijang Buaya, penamaan ‘Kijang Doyok’ datang dari
masyarakat, dimana nama itu tentu belum ada ketika diluncurkan. Kijang
generasi kedua ini dinamakan Kijang Doyok mungkin lantaran sosoknya yang
kotak – kotak kerempeng diidentikkan dengan tokoh kartun Doyok di Pos
Kota. Bisa juga lantaran baik Doyok maupun Kijang sama – sama populer
saat itu dan dianggap ikon potret rakyat Indonesia sesungguhnya.
Generation 1986 – 1996 : Kijang Super
Kijang Super yang diluncurkan pada tahun 1986 memperkenalkan
terobosan terbaru dalam proses produksi, yaitu teknologi full pressed
body yang dapat mengurangi 2 – 5 kg dempul per mobil. ‘Kijang Super’
hadir dalam dua versi yaitu sasis pendek (KF40) dan panjang (KF50).
Fokus pemasaran dari Kijang Super ini juga mulai bergeser dari konsep
niaga menjadi kendaraan keluarga.
Di tahun 1992, Kijang Grand Extra hadir dengan teknologi Toyota Original
Body yang menjadikannya sebagai minibus pertama dengan kualitas bodi
bebas dempul setara sedan. Bagian eksterior juga semakin modern dan
dinamis, ditunjang dengan perubahan interior seperti desain dashboard
baru dan hadirnya AC double blower. Selain itu, terdapat pula
penyempurnaan pada karburator.
Pada 1995, terdapat improvement dari Kijang sebelumnya, terutama
pergantian mesin dari 5K 1.500 cc menjadi 7K 1.800 cc. Dari segi
eksterior juga dibedakan dengan hadirnya grille tegak.Kijang Generasi 3
ini berhasil mencetak sejarah pada tahun 1989 dimana terdapat peluncuran
Kijang ke 200.000 unit yang bertepatan dengan produksi Toyota ke
500.000 unit.
Generation 1997 – 2004 : Kijang Kapsul
Kijang Kapsul yang hadir pada tahun 1997 memiliki perubahan bentuk
total dimana Kijang Kapsul tampil lebih aerodinamis dengan lekukan yang
lebih halus. Untuk pertama kalinya, Kijang hadir dalam varian diesel dan
transmisi otomatis.
Di tahun 2000, Kijang EFI hadir dengan
penyegaran pada lampu, bumper, dan dashboard. Di tahun ini pula Kijang
memasuki era baru yaitu mesin dengan teknologi fuel injection.
Kijang Kapsul Facelift 2002 hadir dengan perubahan pada grille, lampu
depan, dan lampu belakang yang dilengkapi garnish. Kijang generasi
keempat ini semakin mengukuhkan posisi Kijang sebagai mobil keluarga
Indonesia yang sesungguhnya.
Generation 2004 – 2015 : Kijang Innova
Tahun 2004 merupakan milestone penting karena Kijang bargabung dengan
proyek global IMV bersama Hilux dan Fortuner. Kijang mulai naik kelas,
tampilan dari Kijang Innova sama sekali baru menjelma menjadi MPV
sesungguhnya.
Walaupun terlihat berbeda sekali dengan Kijang
pendahulunya, Kijang Innova tetap memiliki benang merah dengan Kijang
Buaya, Doyok, Super, dan Kapsul. Benang merah tersebut adalah adopsi
sasis ladder yang membuat Kijang Innova sedikit berbeda dibanding MPV
modern lainnya yang menggunakan konfigurasi monocoque.
Kijang Generasi
Kelima ini dibekali sejumlah teknologi khas abad ke – 21 seperti mesin
berteknologi VVT-i, diesel common rail, hingga multi information display
dan airbag.
Kijang Innova juga memiliki fleksibilitas kabin ala MPV modern dimana
jok baris ketiga bisa dilipat menyamping ke arah jendela, dengan yang
baris kedua digulingkan sehingga kapasitas bagasi mampu menampung lebih
banyak, bahkan 2 unit sepeda gunung.
Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2004 lalu, Kijang Innova
telah mengalami beberapa kali improvement demi memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia.
Generation 2015 : All New Kijang Innova
Kesuksesan Toyota Kijang terdahulu dan Kijang Innova hadirkan
tantangan bagi Executive Chief Designer Hiroki Nakajima dalam
mengembangkan Innova terbaru ini. Dirinya pun sadar, bahwa menghadirkan
sebuah kendaraan yang legendaris serta memiliki pelanggan setia tidak
lah mudah, terutama di era modernisasi seperti sekarang.
Pengembangan
desain Innova terbaru didasarkan pada konsep tough untuk memberikan
kesan gagah pada sebuah MPV. Ubahan yang dilakukan sangat signifikan,
tanpa melupakan DNA Kijang Innova yang legendaris.
Masih tetap bongsor seperti pendahulunya, namun All New Kijang Innova
tampil lebih modern dan lebih terlihat ramping, karena desain yang
diterapkan. Masih juga terdapat dua pilihan mesin yakni bensin dan
diesel, namun yang menarik mesin diesel menggunakan yang varian terbaru,
dari KD ke GD Series, sama seperti yang digunakan Hilux dan Fortuner.
Lebih menariknya lagi, transmisi matiknya 6 percepatan.
Mesin bensin berkode 1TR-FE Dual VVT-i berkapasitas 1.998 cc dengan
tenaga 139 ps serta torsi pada 18.7 kgm. Sementara, mesin diesel 2GD-FTV
berkapasitas 2.393 cc didukung oleh teknologi Variable Nozzle Turbo
(VNT) dengan intercooler, menghasilkan tenaga 149 ps serta torsi 34.9
kgm (5-speed M/T) dan 36.7 kgm (6-speed A/T).
No comments:
Post a Comment