Monday, July 9, 2018

Sejarah Mesir : Ratu Cleopatra Alexandria

Kenal dengan Cleopatra? Siapa yang tidak kenal dengan Ratu yang terkenal dengan kecantikannya ini. Ikon  kecantikan wanita Mesir yang tersohor sampai saat ini. Tapi siapakah dia, tentu tidak banyak orang yang mengetahuinya.

Cleopatra adalah salah satu puteri dari Raja Ptolemy XII, Firaun Mesir yang berkuasa pada tahun 80-58 SM dan 55-54 SM. Dinasti Ptolemy ini sebenarnya berasal dari Macedonia yaitu sebuah wilayah di Semenanjung Balkan di Eropa Selatan. Cleopatra yang lahir pada tahun 69 SM, memiliki 2 saudara laki-laki yaitu Ptolemy XIII dan Ptolemy XIV, dan 3 saudara perempuan yaitu  Bernice IV, Cleopatra Tryphanea VI dan Arsinoe IV.

Cleopatra dan keluarganya tinggal di Alexandria, ibukota Mesir yang indah. Kota yang ditemukan oleh Alexander the Great pada tahun 331 SM ini adalah kota pelabuhan penting di dunia sejak jaman dulu.  Di sini pernah dibangun mercusuar pertama di dunia pada sekitar tahun 280 SM tapi hancur saat terjadi gempa bumi pada abad 14 Masehi. Alexandria juga merupakan kota dengan peradaban pelbagai budaya yang menarik. Orang-orang Yunani, Mesir dan Arab hidup berdampingan dengan kehidupan yang harmoni. Dan Cleopatra sendiri berasal dari keluarga Yunani.

Cleopatra naik takhta pada usia 18 tahun, setelah ayahnya Ptolemy XII meninggal dunia. Dua kakak perempuan Cleopatra tewas secara misteri sehingga Cleopatra lah yang berhak menjadi ratu saat itu. Dia menikahi saudara laki-lakinya Ptolemy XIII yang usianya lebih muda darinya. Merupakan satu kebiasaan keluarga raja saat itu menikah dengan anggota keluarga kerajaan sendiri, hal ini bertujuan untuk mendapat kekuasaan dan jika menikah dengan orang di luar keluarga raja mereka percaya itu akan melemahkan kekuatan. Banyak orang sangsi dengan kepemimpinan Cleopatra saat itu kerana dianggap masih terlalu muda. Tapi dia cukup tahu, bahawa dengan kecantikan dan kecerdasannya dia mampu untuk tetap menjadi Ratu. Dia menamakan dirinya The Sun-God’s Daughter (Puteri Dewa Matahari).

Pada awal masa pemerintahannya, Cleopatra bersikap keras untuk tetap mengawal kerajaan (Mesir) tanpa bantuan orang lain, termasuk adik laki-lakinya Ptolemy XIII yang juga suaminya. Oleh kerana itu dia mempunyai banyak musuh. Salah satu di antaranya adalah Pothinus, penasihat Ptolemy XIII. Mereka berdua bersekongkol untuk menjatuhkan Cleopatra dari singgahsana kerajaan. Cleopatra mengetahui rancangan Pothinus dan Ptolemy untuk menculik dan membunuhnya. Maka saat itu Cleopatra dan adiknya Arsinoe melarikan diri ke Syria mencari perlindungan dan juga mengumpul kekuatan untuk dapat kembali menguasai Mesir. Dia kembali ke Mesir setelah mendapatkan jaminan keamanan dari Julius Caesar (ahli politik dan pemimpin militan dari Romawi) yang kebetulan berada di Mesir untuk suatu kepentingan.

Saat Cleopatra menjadi ratu di Mesir,  dia mendirikan sebuah perpustakaan di ibukota kerajaan, Alexandria. Dan perpustakaan itu menjadi yang terbesar di dunia saat itu. Maka itu kota Alexandria dijuluki sebagai City of Learning.

Pada masa pemerintahannya ada beberapa bahasa yang digunakan di Mesir, hal ini terbukti dengan penemuan Rosetta Stone yang berisi 3 jenis tulisan iaitu:  Hieroglyphs (tulisan untuk teks yang berhubungan dengan kerajaan dan tulisan yang berhubungan dengan agama), Demotic (tulisan umum yang lebih simple dari hieroglyphs) dan Greek (bahasa ibu Cleopatra).






Soal kecantikan sang Ratu ini tidak perlu diragukan lagi. Cleopatra tahu  penampilan itu sangat penting buat seorang wanita terutamanya seorang Ratu seperti dirinya. Menurutnya, penampilan yang elegan akan membuat dia disegani oleh rakyat dan pemimpin kerajaan lainnya. Cleopatra sangat memperhatikan pakaian yang dikenakannya. Saat dia tampil untuk tugas rasmi kerajaan dan berada di depan orang awam, dia mengenakan busana khas Mesir, gaun panjang yang dihiasi manik-manik dan bordir. Sedangkan jika berada dalam istana peribadinya Cleopatra mengenakan busana khas Yunani yang dibuat dari linen lembut atau sutera.

Kebersihan tubuh juga sangat diperhatikannya. Mandi dengan menggunakan sabun serta memakai wangian setelah mandi merupakan rutin yang tidak pernah ditinggalkan Cleopatra. Wangian itu dibuat dari bahan-bahan alam semulajadi seperti kayu manis (cinnamon), bunga lily, kayu cedar, madu dan henna. Dan umumnya wanita Mesir juga memiliki kebiasaan yang sama soal mandi dan memakai wangian ini.

Untuk solekan wajahnya, Cleopatra juga menjadi perhatiannya. Bedak, blush on, eye liner, eye shadow, lipstick sudah dipakai sang Ratu pada masa itu dan tentu saja bahannya bukan bahan kimia seperti saat ini tapi bahan-bahan alam semula jadi dengan warna yang natural. Cermin juga sudah ada pada zaman itu, bezanya bukan dari kaca tapi dibuat dari logam. Ratu Cleopatra juga menggunakan wig sebagai pelengkap penampilannya dengan hiasan mahkota ular cobra sebagai mahkotanya. Ular cobra adalah simbol dewa pelindung untuk menjaga Raja atau Ratu.

Selain kecantikan dan kecerdasannya, Cleopatra juga dikenali sebagai seorang yang sentiasa bercita-cita tinggi. Cita-cita untuk menjadikan Mesir kerajaan yang kaya, beradab dan lebih berhasil dari pemerintahan Ptolemic sebelumnya. Merebut kembali tanah-tanah yang pernah dikuasai oleh orang luar Mesir juga menjadi salah satu daripada cita-citanya. Wilayah kekuasaan Cleopatra di luar Mesir cukup luas sehingga meliputi Syria, Lebanon, dan sebahagian kecil Asia.
Sebagai pemimpin dari sebuah kerajaan besar, Cleopatra tidak luput dari berbagai ancaman bunuh terutama dari musuh-musuh yang menginginkan kekuasaannya. Pada tahun 30 SM Cleopatra tewas secara misteri bersama dua pelayannya. Kerana jasad sang Ratu tidak ditemui, para ahli sejarah tidak dapat memastikan bagaimana sebenarnya Cleopatra mati. Cerita yang paling terkenal adalah  Cleopatra mati karena digigit ular kecil berbisa yang dinamakan AspTapi cerita ini juga tidak sepenuhnya dipercayai, banyak yang meragukan bagaimana Asp boleh menggigit sang Ratu beserta 2 pelayannya hingga mati. Entahlah apakah Cleopatra mati kerana digigit ular berbisa atau sengaja di racun sampai sekarang masih jadi misteri.

Kini, di pesisir pantai Alexandria, kota Alexander the Great, ditemui apa yang dipercayai sebagai kesan-kesan kamar dan ruangan kebesaran Cleopatra. Dipercayai bahawa gempa besar telah berlaku sekitar 1500 tahun yang lalu  menyebabkan tempat ini tenggelam di dalam laut bersama dengan peninggalan-peninggalan bersejarah, cincin, pecahan perabot, patung-patung dan lain-lain bahagian dari Istana Cleopatra.







No comments:

Post a Comment